· Teknologi Dalam Pendidikan
Berdasarkan beberapa
pendapat, pemakalah menyimpulkan Teknologi merupakan penerapan (aplikasi) dari
sains yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan mempercepat
pencapaian tujuan dari setiap kegiatan yang akan dilakukan. Sedangkan
pendidikan dapat diartikan secara sempit (formal) maupun luas (formal maupun
nonformal). Dalam hal ini pendidikan diartikan secara alternatif sebagai usaha
sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar
sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan
peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang.
Teknologi dalam pendidikan
mencakup setiap kemungkinan sarana (alat) yang dapat digunakan untuk menyajikan
informasi dalam pendidikan dan latihan. Ellington (1989) menyatakan bahwa teknologi
dalam pendidikan pada dasarnya adalah apa yang oleh teknologi pendidikan
dipopulerkan dengan nama alat bantu pandang dengar (audiovisual aid).
Selanjutnya dikembangkan dalam pembelajaran untuk pencapaian tujuan
pembelajaran tertentu. Teknologi dalam pendidikan merupakan perpaduan Aspek
Teoritis Dalam Pendidikan, Aspek Perangkat Keras (komponen
yang saling bergantung tetapi tidak berbeda satu sama lainnya) dan Aspek
Perangakat Lunak (berkenaan dengan benda yang dipakai pada perangkat
keras).
- Pemanfaatan Teknologi Dalam Pendidikan
Pengguanaan teknologi telah berjalan lama sesuai perkembangan dan
aspeknya. Eric Hasby membagi revolusi dalam pendidikan menjadi 4, yaitu: Pertama, saat
masyarakat mendiferensiasikan peranan orang dewasa, Kedua, digunakannya
tulisan sebagai sarana pendidikan, Ketiga, ditemukannya mesin
cetak dan Keempat, penggunaan teknologi canggih sebagai
perkembangan bidang elektronik. Dari apa yang dialami ternyata bahwa terdapat
hubungan timbal balik antara teknologi dan pendidikan, hal ini lebih terkhusus
lagi dengan teknologi komunikasi.
Kecenderungan pendidikan yang dikaitkan dengan perkembangan
teknologi komunikasi dikemukakan Miarso dan Iskandar (1974) sebagai berikut :
a. Kecenderungan pendidikan sepanjang jaga
b. Pendidikan gerak cepat tetapi tepat
d. Pendidikan yang memikat hati
e. Penyebaran pusat pendidikan
f. Pendidikan mustari (tepat pada saat penyampaiannya)
g. Pendidikan yang murah
Kegunaan teknologi dalam pendidikan dinyatakan Komisi
Instruksional AS, sebagai berikut :
a. meningkatkan produktivitas pendidikan
c. memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pengajaran
d. lebih memantapkan pengajaran
e. memungkinkan belajar seketika
f. memungkinkan penyajian pendidikan lebih luias dan merata
Agar penggunaan teknologi dalam pendidikan tepat sasaran, maka
pengelola pendidikan harus mengetahui klasifikasi teknologi dalam pendidikan,
di antaranya : teknologi tingkat rendah, media audiovisual, format komputer,
telekomunikasi dan teknologi lunak.
- Implementasi Teknologi Dalam Pendidikan
Implementasi teknologi
dalam pendidikan dapat dilihat pada sektor berikut:
a. Pendidikan Dasar dan
Menengah, teknologi diharapkan mempengaruhi peningkatan motivasi,
menguatkan pengajaran, meningkatkan lingkungan psikologi di dalam kelas
b. Pendidikan
Tinggi, penggunanan teknologi dimaksudkan untuk merangsang dan memotivasi
mahasiswa dalam mengembangkan intelektualnya sehingga dapat mengembangkan
penelitian dan pengembangan ilmu baik teoretis maupun terapan
c. Belajar Jarak
Jauh, menyediakan media perantara antara pelajar dan lembaga
pendidikannya
d. Pendidikan Luar Biasa, berfungsi
sebagai alat bantu bagi anak-anak yang menglami kelainan
e. Pendidikan dan
Latihan, berpengaruh langsung terhadap persiapan tenaga kerja yang
semakin kompleks untuk menghasilkan tenaga terampil
f. Dalam Pendidikan
Matematika, hal ini berkaitan dengan program-program yang telah disiapkan,
alat peraga dan penyelesaian soal-soal
g. Dalam Pendidikan Sains, beruapa
aplikasi program komputer dan sistem pemodelan
h. Dalam Pendidikan Bahasa,
berkaitan dengan penulisan, mendengarkan, telekomunikasi dan lainnya.
- Contoh Penerapan Tekhnologi dalam pendidikan
Televisi
Upaya menjadikan TV sebagai media pendidikan telah dilakukan sejak dekade
awal munculnya media itu. Pada 1932 State Universirty of Iowa mengembangkan tv
pendidikan dalam bentuk sirkuit tertutup (close circuit). Kemudian New York
University bekerjasama dengan NBC pada 1938 mengujicoba penyelenggaraan
siaran tv pendidikan.
Perkembangan yang pesat terjadi setelah Perang Dunia II, yakni
dengan dibentuknya Joint Committee on Educational Television (JCET) pada
tahun 1950-an (Miarso:2004, h 415).
Sepuluh tahun kemudian keluar sejumlah laporan penelitian yang
menunjukkan adanya pengaruh besar penggunaan media TV dalam meningkatkan
kualitas pendidikan. Almstead dan Graf (1960) melakukan penelitian terhadap
siswa kelas 10 yang belajar tentang geometri. Mereka disuruh belajar lewat televisi
saja, ternyata 85% di antara mereka lulus ujian New York Regent, dan 30% di
antaranya mencapai skor lebih dari 90. Hasil itu setara dengan yang dicapai
oleh mereka yang belajar di sekolah-sekolah biasa.
Tiga tahun kemudian, laporan yang dikeluarkan Dewan Sekolah
Anaheim mempaparkan bahwa uji coba yang dilakukan di California menunjukkan
bahwa dari 48 kasus yang diamati sebelum dan sesudah menonton tv, ternyata
hasil dari kelompok yang menonton tv jauh lebih baik dibanding yang tidak
menonton. Berdasarkan hasil penelitiannya pula, Chu dan Schramm (1967)
menyimpulkan bahwa anak-anak dan orang dewasa
belajar banyak dari televisi instruksional (Wilkinson: 1984 h.18-22).
Di Indonesia, usaha untuk menyelenggarakan TV pendidikan sudah
muncul sejak Repelita I (1969). Akan tetapi langkah konkret baru terlihat pada
tahun 1978 dengan dibentuknya Pusat Teknologi Pendidikan dan Kebudayaan
(Pustekomdikbud). Tersendat-sendatnya langkah ke arah itu disebabkan oleh sikap
monopolistik TVRI. Pada 23 Nopember 1987, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
serta Pengajaran dan Ilmu Pengetahuan Belanda menandatangani naskah kerjasama
tentang penggunaan teknologi pendidikan, dan salah satu poin pentingnya adalah
dukungan pihak kerajaan Belanda bagi Indonesia untuk menyelenggarakan TV
pendidikan. Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan tersebut, pada Mei 1988
berhasil disepakati rencana induk yang meliputi empat kategori kegiatan,
yaitu (1) mediated instrucational system; (2) broadcasted Educational Program;
(3) Instrucsional and Communication System Reseach; dan (4) Instrucational
Development. Akan tetapi belum sampai program tersebut direalisasi sudah muncul
inisiatif dari pihak swasta, yakni pengusaha Hardiyanti Rukmana yang lebih
dikenal dengan sebutan Mbak Tutut berniat mendirikan Televisi Pendidikan
Indonesia (TPI) sehingga televisi pendidikan yang menjadi program pemerintah
justru tidak dapat direalisasi (Miarso: 2004).
Radio
Radio merupakan satu di antara banyak media yang dapat
dipergunakan sebagai media komunikasi massa. para pendengar siaran radio tidak
dituntut untuk memiliki keterampilan tertentu, atau pengetahuan tertentu. Orang yang buta aksarapun dapat memanfaatkan radio sesuai dengan
keinginannya. Apabila pendengar tidak menyukai suatu program siaran, ia bisa
dengan segera memindahkan gelombang radio ke stasiun pemancar lain yang
diinginkan, atau mematikan radionya. Keadaan yang demikian dapat terjadi karena
pendengar radio memiliki pilihan, yaitu pilihan terhadap program siaran yang
diminati, dan pilihan terhadap stasiun pemancarnya. Radio dapat dimanfaatkan
sebagai alat hiburan, alat untuk mencari informasi, alat untuk menambah
pengetahuan.
Radio memberikan program siaran yang bersifat hiburan, misalnya
siaran musik/lagu, sandiwara radio, kesenian, atau acara hiburan yang lain,
siaran-siaran berita, baik siaran berita daerah, berita regional, berita
nasional maupun berita internasional, siaran-siaran pendidikan, misalnya siaran
pendidikan agama, siaran pedesaan, siaran pendidikan, misalnya siaran
pendidikan agama, siaran pedesaan, siaran pendidikan luar sekolah, siaran untuk
penataran guru, siaran universitas terbuka, dan sebagainya.
Komputer
a. Penggunaan Multimedia
Presentasi
Multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan materi-materi
yang sifatnya teoritis, digunakan dalam pembelajran klasikal dengan group
belajar yang cukup banyak di atas 50 orang. Media ini cukup efektif sebab
menggunakan multimedia projector (LCD/Viewer)I jangkauan pancar cukup besar.
Kelebihan media ini adalah menggabungkan semua unsur media seperti teks, video,
animasi, image, grafik dan sound menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga
mengakomodasi sesuai dengan modalitas belajar peserta didik. Program ini dapat
mengakomodasi peserta didik yang memiliki tipe visual, auditif maupun
kinestetik. Hal ini didukung oleh teknologi perangkat keras yang berkembang
cukup lama, telah memberikankontribusi yang sangat besar dalam kegiatan
presentasi. Saat ini teknologi pada bidang rekayasa komputer menggantikan
peranan alat presentasi pada masa sebelumnya. Penggunaan perangkat lunak
perancang presentasi seperti Microsoft Power Point yang dikembangkan oleh
Microsoft Inc, Corel presentation yang dikembangkan oleh Corel Inc, hingga
perkembangan terbaru perangkat lunak yang dikembangkan Macromedia Inc,
menyebabkan kegiatan presentasi menjadi sangat mudah. Pengolahan bahan presentasi dengan menggunakan komputer tidak
hanya untuk dipresentasi dengan menggunakan alat presentasi digital dalam
bentuk multimedia proyektor (seperti LCD, In-Focus dan sejenisnya), melainkan
juga dapat dipresentasikan melalui peralatan proyeksi lainya seperti Over Head
Projector (OHP) dan film slide projector yang sudah lebih dahulu diproduksi.
Sehingga lembaga atau instansi yang belum memiliki perangkat alat presentasi
digital akan tetapi telah memiliki kedua alat tersebut, dapat memanfaatkan
pengolahan bahan presentasi melalui komputer secara maksimal. Dalam sudut
pandang proses pembelajaran, presentasi merupakan salah satu metode
pembelajaran. Penggunaannay yang menempati frekuensi paling tinggi dibandingkan
dengan metode lainnya. Berbagai alat yang dikembangkan, telah memberikan
pengaruh yang sangat besar, bukan hanya pada pengembangan kegiatan praktis
dalam kegiatan presentasi pembelajaran, akan tetapi juga pada teori-teori yang
mendasarinya. Perkembangan terakhir apda bidang presentasi dengan alat bantu
komputer telah menyebabkan perubahan tuntutan penyelenggaraan pembelajaran.
Diantaranya tuntutan terhadap peningkatan kemampuan dan keterampilan para guru
dalam mengolah bahan-bahan pembelajaran ke dalam media presentasi yang berbasis
komputer.
b. CD Multimedia Interaktif
CD interaktif dapat digunakan pada kegiatan belajar mengajar sebab
cukup efektif meningkatkan hasil belajar peserta didik terutama komputer. Sifat
media ini selain interaktif juga bersifat multimedia terdapat unsur-unsur media
secara lengkap yang meliputi sound, animasi, video, teks dan grafis. Penggunaan
CD interaktif cocok untuk mengajarkan suatu proses atau tahapan, misalnya
penyerbukan pada tumbuhan, teknik okulasi, pembelahan sel, proses respirasi,
dsb.
c. Video Pembelajaran
Selain CD interaktif, video termasuk media yang dapat digunakan
untuk pembelajaran di kelas. Video bersifat interaktif tutorial membimbing
peserta didik untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi. Peserta didik
dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktik sesuai dengan yang diajarkan
dalam video.
d. Penggunaan Internet
Peserta didik dapat
berperan sebagai seorang peneliti, analis, atau apa saja dan tidak hanya
konsumen informasi saja. Mereka dapat menganalisis informasi yang relevan
dengan pembelajaran dan melakukan pencarian yang sesuai dengan kehidupan nyata.
Peserta didik dan pendidik tidak perlu hadir secara fisik di kelas, karena
peserta didik dapat mempelajari bahan ajar dan mengerjakan tugas-tugas
pembelajaran serta ujian dengan cara mengakses jaringan komputer yang telah
ditetapkan secara online. Peserta didik juga dapat belajar bekerjasama satu
sama lainnya. Mereka dapat saling berkirim e-mail untuk mendiskusikan bahan
ajar, kemudian selain mengerjakan tugas-tugas pembelajaran dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru, peserta didik dapat berkomunikasi
dengan rekan sekelasnya. Memungkinkan pihak berkenpentingan (seperti halnya
pendidik ataupun pimpinan) dapat turut serta dalam kegiatan pembelajaran dengan
cara mengecek apa-apa yang dikerjakan peserta didik secara online.
Perkembangan teknologi
internet yang sangat pesat dan merambah ke seluruh penjuru dunia telah
dimanfaatkan oleh berbagai negara, institusi dan ahli untuk berbagai
kepentingan termasuk di dalamnya untuk pendidikan dan pembelajaran. Berbagai
percobaan untuk mengembangkan perangkat lunak yang dapat menunjang upaya
peningkatan mutu pembelajaran terus dilakukan. Perangkat lunak yang telah
dihasilkan akan memungkinkan para pengembang pembelajaran (instructional
developers) bekerjasama dengan ahli materi (content specialists) mengemas
materi pembelajaran elektronik (online learning material).
Setelah bahan pembelajaran
elektronik dikemas dan dimasukkan ke dalam jaringan sehingga dapat diakses
melalui internet, maka kegiatan berikutnya yang perlu dilakukan adalah
mensosialisasikan ketersediaan program pembelajaran tersebut agar dapat
diketahui oleh masyarakat luas khususnya para calon peserta didik. Para guru
juga perlu diberikan pelatihan agar mereka mampu mengelola dengan baik penyelenggaraan
kegaitan pembelajaran melalu internet. Katakteristik internet sebagaimana yang
telah diuraikan di atas tentunya masih dapat diperkaya lagi dengan yang
lainnya. Namun, setidak-tidaknya ketiga karakteristik potensi internet tersebut
dipandang sudah memadai sebagai dasar pertimbangan untuk penyelengaraan
kegiatan pembelajaran melalui internet.
Itulah beberapa tekhnologi yang di jadikan media pembelajaran,
kritik dan saran di tunggu^^
0 komentar:
Posting Komentar